Konsep Dasar Animasi
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi. Wayang kulit merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik. Disebut animasi karena animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan (Wojowasito 1997). Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Asal Mula Animasi
Comic Strip yang sering kita lihat sehari-hari sebenarnya sudah menjadi tampilan pada dekorasi tembok di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum masehi, menceritakan banyak hal yang terjadi di Mesir waktu itu dari mulai tata cara kehidupan keseharian, pemerintahan sampai adu gulat antar prajurit. Leonardo Da Vinci juga menampilkan gerakan tangan yang berputar pada karya besarnya yaitu Vitruvian Man. Illustrasi malaikat-malaikat pada mural gereja karya Giotto juga memperlihatkan repetisi gerakan yang kontinyu. Di Jepang orang menggunakan gulungan gambar untuk menceritakan cerita panjang sama seperti layaknya Wayang Beber di Jawa. Pada tembok Candi Borobudur juga terdapat urutan cerita tentang perjalan tiga babak Sidharta Gautama.
Namun seiring dengan perjalanan waktu manusia mencoba tidak hanya menangkap gambar tapi juga berupaya membuat karya artistiknya menjadi hidup dan bergerak. Sejak mula gambar babi hutan di dinding gua Altamira-Spanyol Utara hingga perjalanan kematian para Firaun adalah sebuah kronologi panjang yang dicoba untuk dikumpulkan sebagai bahan awal mula dari animasi.
Cara Kerja Animasi
Animasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia.Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
kelemahan fisik dan banyak lagi kendala yang menyebabkan tidak semua ide dapat diwujudkan dengan teknik sinematografi konvensional. Dengan kelemahan tersebut, media animasi menjadi alternatif untuk menakomodasi ide manusia menjadi nyata dan dapat ditampilkan seolah-olah itu sebuah hal yang nyata.
Jenis animasi yang banyak dikenal adalah animasi 2D dan 3D. Perbedaan dari animasi 2D dan 3D adalah dilihat dari sudut pandangnya. Animasi 2D menggunakan koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang objek secara lebih nyata.
Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi 2 dimensi adalah animasi yang terdiri dari gambar-gambar 2 dimensi dan digunakan untuk memvisualisasikan bentuk 2D. Gambar/animasi 2 dimensi terdiri dari dua buah sumbu, yaitu sumbu X dan sumbu Y. Animasi 2D biasa juga disebut dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi. Meski yang populer kebanyakan film Disney, namun bukan Walt Disney sebagai bapak animasi kartun. Contoh lainnya adalah Felix The Cat, si kucing hitam.
Animasi 3D (3 dimensi)
sedangkan animasi 3d visual menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang objek secara lebih nyata.
Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3d semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3d adalah pengembangan dari animasi 2d. Dengan animasi 3d, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak toy story buatan isney (pixar studio), maka berlomba¬lombalah studio film dunia memproduksi film sejenis. Bermunculanlah, bugs life, antz, dinosaurs, final fantasy, toy story 2, monster inc., hingga finding nemo, the incredible, shark tale. Cars, valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut dengan animasi 3d atau cgi (computer generated imagery).
Perkembangan animasi di Eropa
Sejarah perkembangan animasi dunia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Cikal bakal perkembangan animasi di Eropa secara dominan dipengaruhi oleh keberadaan komik-komiknya. perkembangan komik yang sedemikian pesat telah melahirkan banyak tokoh-tokoh kartun Eropa yang terkenal, seperti Asetrik dan Obelix, Smurf, Tintin, Johan and Pirlouit, Steven Sterk, Lucky Luke, dan lain-lain.
Di Eropa, pada abad ke-19 sudah muncul mainan yang disebut Thaumatrope. Mainan ini berbentuk lembaran cakram tebal yang di permukaannya terdapat gambar burung dalam sangkar. Kedua sisi kiri dan kanan cakram tersebut diikat dengan seutas tali. Bila cakram tebal itu dipilin dengan tangan, maka gambar burung itu akan tampak bergerak. Dengan demikian, mainan ini bisa dikategorikan sebagai animasi klasik.
Pada tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23).Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi(Ensiklopedi AmericanavoLV1,1976:740)Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke 19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam(black-line) dibuat di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay membuat film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-an.
Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat “Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya. McCay membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan.Fleischer dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell, yaitu lembaran tembus pandang dari bahan seluloid (celluloid) yang disebut “cell”. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger, di tahun 1919 mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dari Perancis, di tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan dengan figure yang berasal dari potongan-potongan kayu. Dan Alexsander Ptushko dari Rusia membuat film animasi boneka panjang “The New Gulliver” di tahun 1935.Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film”Colour of Box”. Perkembangan Teknik film animasi yang terpenting, yaitu di sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film”Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan ” Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and Trees”. Dan film animasi kartun panjang pertama dibuat Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven Dwarfs”.
Perkembangan animasi di Amerika
Sosok kartun tikus lucu itu lahir dari ide brilian Walter alias Disney yang semasa kecilnya dulu sering melihat tikus berkeliaran di sekitar ladang milik pamannya. Tikus-tikus liar dan menjijikkan itulah yang kemudian memacu Walter untuk membuat sketsa tentang sosok tikus yang lucu, menarik, dan tidak menjijikkan. Akhirnya jadilah gambar sesosok tikus yang bertelinga bulat, bermata besar, bertubuh kurus, beserta atribut celana pendeknya. Itulah sosok Mickey Mouse yang menjadi cikal bakal film kartun animasi pertama yang dibuat oleh Walter.
Bersama Mickey Mouse ciptaannya, lahirlah film “Steamboat Willie” yang disusul dengan film-film animasi lainnya, mulai dari “Flower and Trees”, “Snow White and the Seven Dwarfs”, “Pinochio”, ”Fantasia”, ”Dumbo”, “Bambi”, hingga “Toy Story”. Film-film animasi itu telah mengusung Walt Disney menuju ke masa kejayaan sebagai seorang bintang di Hollywood.
Film animasi saat ini boleh dibilang menjadi salah satu tambang emas di dunia hiburan. Film jenis ini selalu mampu meraih jumlah penonton yang besar sekaligus menyedot keuntungan yang tak sedikit. Bahkan, kini film animasi tidak lagi diproduksi hanya untuk anak-anak. Sudah ada animasi untuk remaja, bahkan dewasa. Film animasi “The Simpson” bisa dijadikan sebagai bukti. Meskipun tokoh utamanya juga ada anak-anak, “The Simpson” bukan untuk tontonan anak-anak.
Perkembangan animasi di Asia
Di Jepang, para arkeolog menemukan gulungan lukisan kuno yang memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, yang diperkirakan dibuat pada masa Kerajaan Heian, yakni sekitar tahun 794-1192.
Jepang telah mengembangkan film animasi sejak tahun 1913. Animasi jepang (anime) telah menunjukkan ciri khas dan karakter yang kuat serta eksistensi yang kemudian malah menjadi inspirasi bagi kemunculan karya-karya animasi negara-negara lain. Perkembangan animas di Jepang juga di pengaruhi dengan berkembangnya komik.
Pemutaran serial animasi tv "tetsuwan atom (astro boy)" merupakan film animasi pertama yang sukses di jepang. Film yang diangkat dari komik populer karya osamu tezuka dianggap sebagai pelopor industri animasi jepang.
Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an kisah kepahlawanan mulai mendominasi perkembangan animasi di jepang. Sampai pada dekade ini (tahun 2000-an), telah muncul ratusan film-film anime yang sangat populer di seluruh dunia, seperti anime doraemon, dragon ball, sailormoon, detectif conan, sinchan, samurai x, naruto, slamdunk, pokemon, digimon, dan sebagainya.
Animasi Jepang menjadi animasi animasi paling sukses di dunia, bahkan menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Jepang.
Perkembangan animasi di Indonesia
Perkembangan animasi sebenarnya telah meluas di Indonesia, bahkan ada beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar dikerjakan oleh tenaga ahli lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia sudah lama terkenal hanya sebagai tempat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika Serikat. Data Ainaki (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) mencatat nama-nama studio animasi Indonesia, diantaranya adalah: Frozzty Entertainment,Dreamlight Animation, Tunas Pakar Integraha, Castle Production,CAM Solution,DreamTOoN, Mirage, Pustaka Lebah,Jogjakartun, Mrico, Animad Studio, Jelly Fish, Bulakartun, Griya Studio, Bening Studio, Studio Kasatmata, ADBstudio, Hicca Animation Studios, Asiana Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red Rocket, Infinite Frameworks Studios Batam, Animotion Academy, Sianima Animation, dan lain-lain
Jenis-jenis animasi:
1. Animasi Cel
2. Animasi Frame
3. Animasi Sprite
4. Animasi Path
5. Animasi Spline
6. Animasi Vektor
7. Animasi Character
case :
Perbedaan yang cukup mendasar dari animasi yg ada di eropa, amerika dan asia bisa dilihat dari alur cerita yg memiliki ciri khas masing-masing, untuk animasi eropa biasanya animasi alur ceritanya cukup berat seperti tintin asterik&obelik dsb, animasi eropa biasanya tidak hanya anak kecil saja yang menikmati tetapi banyak juga orang dewasa yang tertarik karena alur ceritnya yang tidak kekanakkanakan, untuk animasi amerika sendiri cenderung kekanak-kanakan dan monoton, untuk asia sendiri alur ceritanya lebih kreatif dan luas jalan cerita sangat menarik untuk alur cerita yang biasanya di buat untuk style asia biasanya tidak berbeda jauh sama sama memiliki alur cerita yang berat dengan eropa perbedaanya hanya dari karakter yang di buat cenderung kurang nyata.
Latar belakang perbedaan style tersebut biasanya di pengaruhi dari budaya dan di amerika sendiri animasi di anggap suatu seni yang hanya di tujukan kepada anak-anak karena itulah biasanya cerita animasi amerika kekanak-kanakan, sedangkan untuk di asia kususnya jepang yang mendominasi perkembangan animasi di asia animasi sendiri menjadi sebuah budaya yang populer dan di anggap jadi sebuah seni tinggi
Refrensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Animasi*
http://marinishadrina.blogspot.com/2009/10/pengertian-animasi.html*
http://agesvisual.wordpress.com/2008/01/06/sejarah-animasi-sebelum-disney/*
* ) Diakses tanggal 19 Mei 2013
Asal Mula Animasi
Comic Strip yang sering kita lihat sehari-hari sebenarnya sudah menjadi tampilan pada dekorasi tembok di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum masehi, menceritakan banyak hal yang terjadi di Mesir waktu itu dari mulai tata cara kehidupan keseharian, pemerintahan sampai adu gulat antar prajurit. Leonardo Da Vinci juga menampilkan gerakan tangan yang berputar pada karya besarnya yaitu Vitruvian Man. Illustrasi malaikat-malaikat pada mural gereja karya Giotto juga memperlihatkan repetisi gerakan yang kontinyu. Di Jepang orang menggunakan gulungan gambar untuk menceritakan cerita panjang sama seperti layaknya Wayang Beber di Jawa. Pada tembok Candi Borobudur juga terdapat urutan cerita tentang perjalan tiga babak Sidharta Gautama.
Namun seiring dengan perjalanan waktu manusia mencoba tidak hanya menangkap gambar tapi juga berupaya membuat karya artistiknya menjadi hidup dan bergerak. Sejak mula gambar babi hutan di dinding gua Altamira-Spanyol Utara hingga perjalanan kematian para Firaun adalah sebuah kronologi panjang yang dicoba untuk dikumpulkan sebagai bahan awal mula dari animasi.
Cara Kerja Animasi
Animasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia.Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
kelemahan fisik dan banyak lagi kendala yang menyebabkan tidak semua ide dapat diwujudkan dengan teknik sinematografi konvensional. Dengan kelemahan tersebut, media animasi menjadi alternatif untuk menakomodasi ide manusia menjadi nyata dan dapat ditampilkan seolah-olah itu sebuah hal yang nyata.
Jenis animasi yang banyak dikenal adalah animasi 2D dan 3D. Perbedaan dari animasi 2D dan 3D adalah dilihat dari sudut pandangnya. Animasi 2D menggunakan koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang objek secara lebih nyata.
Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi 2 dimensi adalah animasi yang terdiri dari gambar-gambar 2 dimensi dan digunakan untuk memvisualisasikan bentuk 2D. Gambar/animasi 2 dimensi terdiri dari dua buah sumbu, yaitu sumbu X dan sumbu Y. Animasi 2D biasa juga disebut dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi. Meski yang populer kebanyakan film Disney, namun bukan Walt Disney sebagai bapak animasi kartun. Contoh lainnya adalah Felix The Cat, si kucing hitam.
Animasi 3D (3 dimensi)
sedangkan animasi 3d visual menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang objek secara lebih nyata.
Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3d semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3d adalah pengembangan dari animasi 2d. Dengan animasi 3d, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak toy story buatan isney (pixar studio), maka berlomba¬lombalah studio film dunia memproduksi film sejenis. Bermunculanlah, bugs life, antz, dinosaurs, final fantasy, toy story 2, monster inc., hingga finding nemo, the incredible, shark tale. Cars, valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut dengan animasi 3d atau cgi (computer generated imagery).
Perkembangan animasi di Eropa
Sejarah perkembangan animasi dunia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Cikal bakal perkembangan animasi di Eropa secara dominan dipengaruhi oleh keberadaan komik-komiknya. perkembangan komik yang sedemikian pesat telah melahirkan banyak tokoh-tokoh kartun Eropa yang terkenal, seperti Asetrik dan Obelix, Smurf, Tintin, Johan and Pirlouit, Steven Sterk, Lucky Luke, dan lain-lain.
Di Eropa, pada abad ke-19 sudah muncul mainan yang disebut Thaumatrope. Mainan ini berbentuk lembaran cakram tebal yang di permukaannya terdapat gambar burung dalam sangkar. Kedua sisi kiri dan kanan cakram tersebut diikat dengan seutas tali. Bila cakram tebal itu dipilin dengan tangan, maka gambar burung itu akan tampak bergerak. Dengan demikian, mainan ini bisa dikategorikan sebagai animasi klasik.
Pada tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978:23).Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi(Ensiklopedi AmericanavoLV1,1976:740)Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke 19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam(black-line) dibuat di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay membuat film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-an.
Max Fleischer mengembangkan “Ko Ko The Clown” dan Pat Sullivan membuat “Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya. McCay membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan.Fleischer dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell, yaitu lembaran tembus pandang dari bahan seluloid (celluloid) yang disebut “cell”. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger, di tahun 1919 mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dari Perancis, di tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan dengan figure yang berasal dari potongan-potongan kayu. Dan Alexsander Ptushko dari Rusia membuat film animasi boneka panjang “The New Gulliver” di tahun 1935.Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film”Colour of Box”. Perkembangan Teknik film animasi yang terpenting, yaitu di sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film”Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan ” Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and Trees”. Dan film animasi kartun panjang pertama dibuat Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven Dwarfs”.
Perkembangan animasi di Amerika
Sosok kartun tikus lucu itu lahir dari ide brilian Walter alias Disney yang semasa kecilnya dulu sering melihat tikus berkeliaran di sekitar ladang milik pamannya. Tikus-tikus liar dan menjijikkan itulah yang kemudian memacu Walter untuk membuat sketsa tentang sosok tikus yang lucu, menarik, dan tidak menjijikkan. Akhirnya jadilah gambar sesosok tikus yang bertelinga bulat, bermata besar, bertubuh kurus, beserta atribut celana pendeknya. Itulah sosok Mickey Mouse yang menjadi cikal bakal film kartun animasi pertama yang dibuat oleh Walter.
Bersama Mickey Mouse ciptaannya, lahirlah film “Steamboat Willie” yang disusul dengan film-film animasi lainnya, mulai dari “Flower and Trees”, “Snow White and the Seven Dwarfs”, “Pinochio”, ”Fantasia”, ”Dumbo”, “Bambi”, hingga “Toy Story”. Film-film animasi itu telah mengusung Walt Disney menuju ke masa kejayaan sebagai seorang bintang di Hollywood.
Film animasi saat ini boleh dibilang menjadi salah satu tambang emas di dunia hiburan. Film jenis ini selalu mampu meraih jumlah penonton yang besar sekaligus menyedot keuntungan yang tak sedikit. Bahkan, kini film animasi tidak lagi diproduksi hanya untuk anak-anak. Sudah ada animasi untuk remaja, bahkan dewasa. Film animasi “The Simpson” bisa dijadikan sebagai bukti. Meskipun tokoh utamanya juga ada anak-anak, “The Simpson” bukan untuk tontonan anak-anak.
Perkembangan animasi di Asia
Di Jepang, para arkeolog menemukan gulungan lukisan kuno yang memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, yang diperkirakan dibuat pada masa Kerajaan Heian, yakni sekitar tahun 794-1192.
Jepang telah mengembangkan film animasi sejak tahun 1913. Animasi jepang (anime) telah menunjukkan ciri khas dan karakter yang kuat serta eksistensi yang kemudian malah menjadi inspirasi bagi kemunculan karya-karya animasi negara-negara lain. Perkembangan animas di Jepang juga di pengaruhi dengan berkembangnya komik.
Pemutaran serial animasi tv "tetsuwan atom (astro boy)" merupakan film animasi pertama yang sukses di jepang. Film yang diangkat dari komik populer karya osamu tezuka dianggap sebagai pelopor industri animasi jepang.
Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an kisah kepahlawanan mulai mendominasi perkembangan animasi di jepang. Sampai pada dekade ini (tahun 2000-an), telah muncul ratusan film-film anime yang sangat populer di seluruh dunia, seperti anime doraemon, dragon ball, sailormoon, detectif conan, sinchan, samurai x, naruto, slamdunk, pokemon, digimon, dan sebagainya.
Animasi Jepang menjadi animasi animasi paling sukses di dunia, bahkan menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Jepang.
Perkembangan animasi di Indonesia
Perkembangan animasi sebenarnya telah meluas di Indonesia, bahkan ada beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar dikerjakan oleh tenaga ahli lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia sudah lama terkenal hanya sebagai tempat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika Serikat. Data Ainaki (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) mencatat nama-nama studio animasi Indonesia, diantaranya adalah: Frozzty Entertainment,Dreamlight Animation, Tunas Pakar Integraha, Castle Production,CAM Solution,DreamTOoN, Mirage, Pustaka Lebah,Jogjakartun, Mrico, Animad Studio, Jelly Fish, Bulakartun, Griya Studio, Bening Studio, Studio Kasatmata, ADBstudio, Hicca Animation Studios, Asiana Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red Rocket, Infinite Frameworks Studios Batam, Animotion Academy, Sianima Animation, dan lain-lain
Jenis-jenis animasi:
1. Animasi Cel
- Kata cel berasal dari kata “celluloid” yang merupakan materi yang digunakan untuk membuat film gambar bergerak pada tahun-tahun awal animasi.
- Sekarang material film dibuat dari asetat (acetate)
- Biasanya digambar dengan menggunakan tangan (hand-drawn animation)
- Animasi cel biasanya merupakan lembaran-lembaran yang membentuk animasi tunggal. Masing-masing sel merupakan bagian yang terpisah, misalnya antara obyek dengan latar belakangnya, sehingga dapat saling bergerak mandiri.
- Misalnya seorang animator akan membuat animasi orang berjalan, maka langkah pertama dia akan menggambar latar belakang, kemudian karakter yang akan berjalan di lembar berikutnya, kemudian membuat lembaran yang berisi karakter ketika kaki diangkat, dan akhirnya karakter ketika kaki dilangkahkan
- Animasi Cel disebut juga Animasi Tradisional dimana terdapat
2. Animasi Frame
- Animasi frame adalah bentuk animasi paling sederhana.
- Contohnya ketika kita membuat gambar-gambar yang berbeda-beda gerakannya pada sebuah tepian buku kemudian kita buka buku tersebut dengan menggunakan jempol secara cepat maka gambar akan kelihatan bergerak.
- Dalam sebuah film, serangkaian frame bergerak dengan kecepatan minimal 24 frame per detik agar tidak terjadi jitter.
3. Animasi Sprite
- Pada animasi sprite, gambar digerakkan dengan latar belakang yang diam.
- Sprite adalah bagian dari animasi yang bergerak secara mandiri, seperti misalnya: burung terbang, planet yang berotasi, bola memantul, ataupun logo yang berputar.
- Dalam animasi sprite yang dapat kita edit adalah animasi dari layar yang mengandung sprite, kita tidak dapat mengedit bagian dalam yang ditampilkan oleh layar untuk masing-masing frame seperti pada animasi frame.
4. Animasi Path
- Animasi path adalah animasi dari obyek yang bergerak sepanjang garis kurva yang ditentukan sebagai lintasan.
- ü Misalnya dalam pembuatan animasi kereta api, persawat terbang, burung dan lain-lain yang membutuhkan lintasan gerak tertentu.
- ü Pada kebanyakan animasi path dilakukan juga efek looping yang membuat gerakan path terjadi secara terus menerus.
5. Animasi Spline
- Spline adalah representasi matematis dari kurva. Sehingga gerakan obyek tidak hanya mengikuti garis lurus melainkan berbentuk kurva.
6. Animasi Vektor
- Vektor adalah garis yang memiliki ujung-pangkal, arah, dan panjang.
- Animasi vektor mirip dengan animasi sprite, tetapi animasi sprite menggunakan bitmap sedangkan animasi vektor menggunakan rumus matematika untuk menggambarkan sprite-nya.
7. Animasi Character
- Animasi karakter biasanya terdapat di film kartun. Semua bagian dalam film kartun selalu bergerak bersamaan. Software yang biasa digunakan adalah Maya Unlimited. Contoh film kartun yang dibuat dengan Maya Unlimited adalah Toy Story dan Monster Inc.
case :
Perbedaan yang cukup mendasar dari animasi yg ada di eropa, amerika dan asia bisa dilihat dari alur cerita yg memiliki ciri khas masing-masing, untuk animasi eropa biasanya animasi alur ceritanya cukup berat seperti tintin asterik&obelik dsb, animasi eropa biasanya tidak hanya anak kecil saja yang menikmati tetapi banyak juga orang dewasa yang tertarik karena alur ceritnya yang tidak kekanakkanakan, untuk animasi amerika sendiri cenderung kekanak-kanakan dan monoton, untuk asia sendiri alur ceritanya lebih kreatif dan luas jalan cerita sangat menarik untuk alur cerita yang biasanya di buat untuk style asia biasanya tidak berbeda jauh sama sama memiliki alur cerita yang berat dengan eropa perbedaanya hanya dari karakter yang di buat cenderung kurang nyata.
Latar belakang perbedaan style tersebut biasanya di pengaruhi dari budaya dan di amerika sendiri animasi di anggap suatu seni yang hanya di tujukan kepada anak-anak karena itulah biasanya cerita animasi amerika kekanak-kanakan, sedangkan untuk di asia kususnya jepang yang mendominasi perkembangan animasi di asia animasi sendiri menjadi sebuah budaya yang populer dan di anggap jadi sebuah seni tinggi
Refrensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Animasi*
http://marinishadrina.blogspot.com/2009/10/pengertian-animasi.html*
http://agesvisual.wordpress.com/2008/01/06/sejarah-animasi-sebelum-disney/*
* ) Diakses tanggal 19 Mei 2013